Tugas Mandiri 02
REFIALDI FEBRIAN
(41324010022)
TEKNIK MESIN
TAGLINE
Ngoprek Mesin, Ngoprek dilapangan
Belajar Ddari Keberhasilan Starbucks dan Kegagalan kodak: Analisis Wirausaha dari Perspektif Motivasi,Etika,dan Mindset
Pendahuluan
Wirausaha bukan hanya tentang menjual produk, tapi juga tentang bagaimana nilai, motivasi, dan pola pikir (mindset) membentuk perjalanan bisnis seseorang.
Banyak pengusaha sukses bukan karena mereka punya modal besar, tapi karena mereka punya dorongan yang kuat untuk terus belajar dan beradaptasi.
Sebaliknya, ada pula perusahaan besar yang tumbang bukan karena kekurangan ide, tetapi karena kehilangan arah dan nilai.
Dari sini saya belajar melihat dua sisi dunia wirausaha melalui contoh nyata: keberhasilan Starbucks dan kegagalan Kodak.
Motivasi: Mengapa Kita Memulai
Motivasi adalah titik awal dari setiap langkah wirausaha.
Howard Schultz, pendiri Starbucks, tidak hanya ingin menjual kopi, tapi ingin membangun pengalaman dan suasana tempat orang bisa merasa nyaman, dihargai, dan terhubung.
Motivasi sosial inilah yang membuat Starbucks tumbuh menjadi brand global — bukan hanya karena rasa kopi, tapi karena makna yang mereka tanamkan di setiap cangkirnya.
Sebaliknya, Kodak memulai dengan motivasi kuat untuk menjadi pemimpin fotografi dunia.
Namun, ketika kamera digital muncul, mereka justru takut mengembangkan inovasi itu karena khawatir bisnis filmnya hancur.
Motivasi mereka berubah dari semangat mencipta menjadi keinginan mempertahankan zona nyaman.
Akhirnya, Kodak gagal menyesuaikan diri dengan zaman yang berubah cepat.
Dari sini saya belajar bahwa motivasi yang benar harus fleksibel, tidak hanya mengejar keuntungan, tapi juga memberi nilai dan solusi bagi orang lain.
Etika: Fondasi Kepercayaan dalam Bisnis
Etika adalah kompas moral dalam berwirausaha.
Starbucks menunjukkan bahwa bisnis bisa besar tanpa meninggalkan tanggung jawab sosial.
Mereka memperhatikan kesejahteraan petani kopi, mendukung keberagaman, dan menjaga hubungan yang jujur dengan pelanggan.
Etika membuat pelanggan tidak hanya membeli produk, tetapi juga percaya pada nilai yang dibawa oleh perusahaan.
Kodak justru kehilangan arah etis saat lebih memilih menjaga keuntungan ketimbang mendengarkan kebutuhan masyarakat.
Mereka tidak melihat bahwa teknologi digital adalah cara baru orang mengekspresikan diri.
Ketika etika terhadap inovasi dan konsumen diabaikan, kepercayaan pun memudar.
Etika bukan sekadar aturan — ia adalah karakter sejati dari seorang wirausahawan.
Mindset: Cara Pandang yang Menentukan Arah
Dalam dunia usaha, mindset adalah pembeda antara yang bertahan dan yang hilang.
Starbucks tumbuh karena memiliki growth mindset — terus belajar, berinovasi, dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Ketika pandemi melanda, mereka tidak diam. Mereka beralih ke sistem digital, drive-thru, dan layanan keanggotaan online untuk mempertahankan interaksi dengan pelanggan.
Sementara itu, Kodak terjebak dalam fixed mindset — percaya bahwa dominasi masa lalu akan selalu cukup.
Padahal, dunia bisnis menuntut perubahan terus-menerus.
Ketika pola pikir tidak mau berkembang, maka bisnis pun berhenti tumbuh.
Saya belajar bahwa mindset yang terbuka dan berani mencoba hal baru adalah salah satu kunci utama untuk bertahan dalam dunia wirausaha.
Refleksi Pribadi
Dari kisah Starbucks dan Kodak, saya menyadari bahwa motivasi, etika, dan mindset bukanlah hal yang berdiri sendiri.
Ketiganya saling terhubung dan membentuk fondasi seorang wirausahawan sejati.
Motivasi membuat saya berani memulai.
Etika mengajarkan saya untuk tetap jujur dan bertanggung jawab.
Mindset membantu saya untuk terus beradaptasi dan belajar dari setiap kegagalan.
Menjadi pengusaha yang baik bukan hanya tentang seberapa cepat kita meraih sukses, tapi seberapa kuat kita bertahan tanpa kehilangan nilai dan integritas.
Kesimpulan
Dari dua kisah ini, saya belajar bahwa:
Motivasi memberi tenaga untuk bergerak.
Etika memberi arah agar langkah kita tetap benar.
Mindset memberi kekuatan untuk bertahan dan berkembang.
Keberhasilan sejati dalam berwirausaha tidak hanya diukur dari laba yang diperoleh, tetapi dari nilai, kepercayaan, dan dampak positif yang kita ciptakan bagi orang lain
Komentar
Posting Komentar